Tidak dapat disangkal, perkembangan teknologi telah menjadi pendorong utama dalam perubahan tatanan kehidupan manusia. Dalam konteks ekonomi, teknologi membawa dampak yang sangat besar, baik dari segi positif maupun negatif. Artikel ini akan membahas secara spesifik sisi positif perkembangan teknologi dalam mendukung modernisasi ekonomi, terutama di Indonesia. Dengan meninjau perjalanan teknologi dari awal mula platform jual beli online seperti Kaskus, Tokopedia, Shopee, hingga TikTok Shop, kita akan melihat bagaimana teknologi telah menciptakan peluang baru sekaligus tantangan dalam kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi di Indonesia dimulai dengan hadirnya platform komunitas daring seperti Kaskus pada awal tahun 2000-an. Kaskus yang awalnya hanya menjadi forum diskusi bagi penggunanya kemudian berkembang menjadi tempat jual beli barang secara online melalui fitur FJB (Forum Jual Beli). Pada masa itu, konsep jual beli daring masih sangat sederhana dan belum terintegrasi dengan metode pembayaran digital atau logistik modern. Transaksi dilakukan dengan sistem kepercayaan antara pembeli dan penjual, di mana komunikasi berlangsung melalui forum atau email. Meski sederhana, Kaskus menjadi pionir marketplace di Indonesia yang menginspirasi platform-platform berikutnya.
Memasuki era modern, perkembangan teknologi semakin terlihat dengan hadirnya Tokopedia pada 17 Agustus 2009. Tokopedia memperkenalkan konsep marketplace digital yang lebih terorganisir dengan menyediakan infrastruktur pembayaran dan pengiriman yang lebih aman. Platform ini menjadi tonggak penting dalam digitalisasi ekonomi Indonesia. Berbeda dengan Kaskus, Tokopedia hadir sebagai penghubung langsung antara penjual dan pembeli melalui sistem escrow, di mana pembayaran ditahan oleh platform hingga barang diterima oleh pembeli. Hal ini meningkatkan rasa aman dalam transaksi daring. Tokopedia juga memberikan peluang bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk berkembang tanpa perlu memiliki toko fisik.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan marketplace di Indonesia semakin pesat. Salah satu platform yang berhasil menarik perhatian besar adalah Shopee, yang mulai populer di Indonesia pada tahun 2016 yang sudah beroperasi sejak 1 Desember 2015 di Indonesia. Shopee membawa inovasi berupa pendekatan berbasis aplikasi mobile yang lebih interaktif dan ramah pengguna. Selain itu, fitur seperti flash sale, gratis ongkos kirim, dan permainan interaktif menjadi daya tarik utama bagi pengguna. Shopee juga berhasil menjangkau segmen pasar yang lebih luas, termasuk masyarakat di daerah dengan akses internet yang semakin mudah. Kehadiran Shopee menjadi salah satu bukti bagaimana teknologi dapat menggerakkan perekonomian digital Indonesia ke arah yang lebih inklusif.
Tidak berhenti sampai di situ, dunia teknologi terus berinovasi dengan munculnya TikTok Shop pada 17 April 2021. TikTok Shop memperkenalkan konsep baru dalam dunia jual beli daring dengan menggabungkan hiburan dan transaksi. Melalui fitur keranjang kuning yang muncul di video pendek, pengguna dapat langsung membeli produk yang ditawarkan tanpa perlu keluar dari aplikasi. Hal ini menciptakan pengalaman belanja yang lebih menyenangkan dan interaktif. TikTok Shop juga memberikan peluang besar bagi para kreator konten untuk menjadi afiliator. Model bisnis afiliasi memungkinkan individu mendapatkan penghasilan hanya dengan membuat video pendek kreatif tanpa harus menyimpan stok barang seperti konsep reseller tradisional.
Model afiliasi ini menjadi solusi inovatif dalam menciptakan lapangan kerja baru di era modern. Siapa saja dapat menjadi afiliator asalkan memiliki kreativitas dan kemampuan untuk mempromosikan produk. Dalam konteks ini, teknologi telah membuka pintu bagi banyak orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital tanpa hambatan besar seperti modal awal atau lokasi geografis. TikTok Shop, dengan pendekatan yang unik, menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberdayakan masyarakat dan memberikan peluang ekonomi yang lebih merata.
Namun, di balik semua peluang tersebut, perkembangan teknologi juga membawa tantangan. Masyarakat dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi agar tidak tertinggal. Dalam era modernisasi ini, kompetensi digital menjadi kebutuhan utama. Orang yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi berisiko tertinggal, baik dalam kehidupan sosial maupun ekonomi. Oleh karena itu, literasi digital menjadi salah satu kunci untuk bertahan dan berkembang di tengah arus perubahan yang semakin cepat.
Dari perspektif Islam, teknologi adalah alat yang netral. Penggunaannya yang menentukan apakah teknologi menjadi berkah atau malah mendatangkan mudarat. Islam mengajarkan bahwa setiap hal harus dimanfaatkan untuk kebaikan dan kebermanfaatan umat manusia. Dalam konteks ekonomi digital, teknologi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan asalkan digunakan dengan cara yang halal dan sesuai dengan syariat. Sebagai contoh, model afiliasi yang melibatkan promosi produk harus dilakukan secara jujur dan transparan agar tidak menyesatkan konsumen.
Pesan moral dari perspektif Islam adalah bahwa teknologi harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membantu sesama. Teknologi tidak boleh menjadikan manusia lupa diri atau menghalalkan segala cara demi keuntungan materi. Dalam surat Al-Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan manusia untuk mencatat transaksi secara jelas dan adil. Hal ini relevan dengan konsep transparansi dalam ekonomi digital, di mana semua transaksi harus terdokumentasi dengan baik untuk menghindari kecurangan.
Selain itu, Islam menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan nilai-nilai agama. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” Dalam konteks teknologi, ini berarti kita harus menggunakan teknologi untuk menciptakan manfaat bagi banyak orang, baik melalui inovasi, pemberdayaan, maupun kontribusi sosial.
Secara keseluruhan, perkembangan teknologi dalam konteks ekonomi memberikan peluang besar untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun, keberhasilan dalam memanfaatkan teknologi tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Dengan sikap yang bijak, etika yang kuat, dan kesadaran spiritual, teknologi dapat menjadi berkah yang membawa kebaikan bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Post a Comment